Penyebab dari Jogja yang Dilockdown

Berita62 views

Saat ini Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono ke X juga telah mengungkap alasan di balik pilihan Jogja lockdown atau pada wilayah Yogyakarta dalam waktu dekat ini.

Karena menurutnya, lockdown adalah salah satu cara saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau disingkat PPKM Mikro sudah tidak efektif lagi untuk diterapkan. Terutama kasus positif Covid-19 di wilayah Yogyakarta juga terus meningkat dalam beberapa hari terakhir.

Kemudian maka dari itu kita juga kan belum tentu bisa cari jalan keluar, yaitu satu-satunya adalah dengan cara lockdown, secara total, dan hak ini juga dikatakan oleh Sultan seperti yang dikutip dari Harian Jogja.

Kemudian beliau juga mengatakan bahwa Pemda DIY juga sebenarnya sudah menerapkan PPKM mikro sampai dengan ke tingkat RT/RW. Dan bahkan, pihaknya juga telah memfokuskan pada antisipasi penularan Covid-19 sampai dengan tingkat ketangga dan keluarga melalui aturan perpanjangan PPKM mikro yang sudah dikeluarkan sejak tanggal 15 bulan Juni 2021 lalu.

Akan tetapi, sampai saat ini angka positif Covid-19 di Yogyakarta justru malah meroket. Dan berdasarkan data Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta atau DIY sudah tercatat ada penambahan 595 kasus positif Covid-19, pada Kamis tanggal 17 Juni 2021.

Dan ada data sebelumnya yaitu pada Rabu tanggal 16 Juni 2021, Satgas Covid-19 DIY juga telah mencatat penambahan 534 kasus positif dalam sehari di hari itu. Dengan kondisi tersebut yang merupakan penambahan kasus harian terbanyak di DIY selama pandemi Covid-19 selama pandemi.

Kemudian Sultan juga mengakui pemilihan lockdown diambil setelah mempertimbangkan kondisi ketersediaan bed ataupun tempat tidur di rumah sakit yang semakin penuh oleh para pasien yang terpapar Covid-19. Raja Kraton Kasultanan Ngayogyakarta juga menuturkan karena semestinya ketersediaan Bed Occupancy Rate atau BOR dengan jumlah 36%. Akan tetapi, saat ini BOR di DIY telah diperkirakan sudah mencapai 75%.

Kemudian mereka ingin lebih mengetatkan masyarakatnya ataupun engga? Karena kita juga kan sudah bicara untuk ngontrol di RT/RW, jikalau gagal terus ya mau gimana lagi, ya pilihannya cuma satu yaitu lockdown.

Bukan hanya itu, Sultan Hamengku Buwono X juga telah mengingatkan agar warganya tidak boleh asal karantina mandiri pada pasien Covid-19 di rumah. Namun juga harus ada standarisasi tempat karantina supaya penularan Covid-19 tidak meluas, contohnya saja jika ingin karantina di rumah maka toiletnya harus terpisah.

Kemudian beliau juga menyoroti soal keberadaan toilet yang telah terbatas di rumah warga. Karena menurutnya, jika ada satu orang yang kena maka satu keluarga tersebut juga dapat tertular virus Covid-19.

Hal ini tidak bisa karantina di rumahnya sendiri dengan standarisasi yang kurang, namun juga tetap keluarganya jadi satu ya itu sama aja nanti bisa terpapar juga. Dengan satu orang kena positif Covid-19, teru satu keluarga juga pasti kena Covid-19. Kalau emang tidak punya toilet sendiri, terus bisa juga ke tetangga ya bisa nular sehingga kita bisa ketati kehidupan mereka. Dan sekarang mereka mau disiplin sampai sejauh ini, karena kalau tidak mau disiplin mau bagaimana? kecuali kita berlakukan lockdown aja gitu.

Saat ini penyebaran virus Covid-19 masih terus meningkat di sejumlah wilayah di Indonesia, salah satunya ya di Daerah Yogyakarta ini, sehingga gubernur DIY memberlakukan sistem Lockdown di semua lini agar masyarakat bisa tetap patuh dengan aturan yang diberlakukan disana.