Tarif Trump 32 Persen, Ini 3 Strategi Kementerian Pariwisata

Wisata193 views

Tarif Trump 32 Persen, Ini 3 Strategi Kementerian Pariwisata Jakarta – Kebijakan tarif baru yang dirilis mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menjadi sorotan setelah dirinya mengumumkan wacana menerapkan tarif impor sebesar 32 persen pada produk-produk dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Langkah ini dinilai berpotensi menekan daya saing produk nasional, termasuk sektor pariwisata yang sangat tergantung pada arus wisatawan dan ekspor jasa.

Menanggapi dinamika global ini, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) merancang sejumlah strategi untuk menjaga stabilitas industri pariwisata Indonesia. Berikut tiga langkah strategis yang disiapkan kementerian untuk merespons kebijakan tarif tersebut.

1. Kementerian Diversifikasi Pasar Wisatawan Mancanegara

Mengurangi Ketergantungan pada Pasar Amerika

Menanggapi kemungkinan penurunan kunjungan wisatawan dari AS akibat dampak kebijakan ekonomi tersebut, Kemenparekraf mendorong perluasan pasar wisatawan mancanegara dari negara lain seperti India, Timur Tengah, Australia, dan negara-negara Eropa non-Amerika.

Fokus ke Negara Berkembang dan ASEAN

Strategi ini sejalan dengan tren pariwisata regional yang menunjukkan pertumbuhan signifikan dari kawasan Asia Tenggara. Program promosi intensif juga diarahkan ke negara-negara seperti Malaysia, Filipina, dan Vietnam.

“Kami tidak hanya mengandalkan satu negara, karena pariwisata harus resilien terhadap dinamika geopolitik,” kata Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf, Ni Wayan Giri Adnyani.

2. Kementerian Penguatan Ekspor Produk Kreatif Digital

Menyasar Pasar Global Lewat Platform Digital

Selain wisatawan fisik, sektor pariwisata juga mencakup ekspor jasa dan produk kreatif digital seperti konten visual, musik, kuliner, hingga aplikasi berbasis budaya. Strategi ini memungkinkan pelaku UMKM pariwisata tetap menjangkau pasar global tanpa harus terbentur hambatan tarif fisik.

Kolaborasi dengan Marketplace dan Kreator

Kemenparekraf menggandeng pelaku industri kreatif digital dan marketplace global untuk membuka peluang baru bagi pelaku usaha di sektor pariwisata. Produk-produk seperti kerajinan tangan, batik, makanan kemasan, dan produk budaya digital akan lebih dimaksimalkan pemasarannya secara daring.

3. Optimalisasi Pariwisata Domestik

Mendorong Pergerakan Wisatawan Nusantara

Strategi ini menjadi tulang punggung untuk menyerap dampak penurunan kunjungan wisatawan asing. Kemenparekraf memperkuat kampanye “Bangga Berwisata di Indonesia” untuk meningkatkan minat masyarakat lokal menjelajahi destinasi domestik.

Subsidi dan Insentif untuk Industri Wisata

Pemerintah juga menyiapkan stimulus berupa subsidi biaya promosi digital, pelatihan pelaku usaha wisata, dan insentif pajak bagi hotel, travel, dan event organizer lokal agar tetap berdaya saing.

“Pasar lokal justru sangat besar dan belum tergarap maksimal. Saat global terguncang, lokal harus kita perkuat,” ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno.

Strategi Kementerian Pariwisata

Kebijakan tarif impor dari Amerika Serikat memang dapat menjadi tantangan berat bagi pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia. Namun, dengan strategi diversifikasi pasar, penguatan ekspor digital, dan pengembangan pariwisata domestik, Kementerian Pariwisata optimistis sektor ini akan tetap tangguh menghadapi tekanan global.

Kolaborasi lintas sektor dan adaptasi terhadap perubahan global menjadi kunci agar pariwisata Indonesia tetap menjadi motor pertumbuhan ekonomi nasional.